Monte Carlo Simulation atau disingkat MCS adalah salah satu teknik asesmen risiko
kuantitatif yang dapat digunakan oleh berbagai organisasi dalam proses
manajemen risiko mereka, terutama dalam tahapan analisis risiko dan/atau
evalusi risiko yang memiliki fenomena variabel acak (random variable). Analisis dan evaluasi risiko dengan fenomena
variabel acak tidak hanya hanya terjadi untuk peristiwa-peristiwa risiko pasar (market risk), risiko kredit (credit risk), dan risiko operasional
(operational risk) dalam dunia
perbankan, tetapi juga untuk risiko operasional di berbagai industri lain
misalnya industri minyak dan gas (oil
and gas) dan pertambangan (mining),
Monte Carlo Simulation adalah salah satu teknik asesmen risiko berciri kuantitatif yang diakui dalam penerapan ISO 31000 Risk Management Standard. Teknik ini secara eksplisit tercantum dalam dokumen pendukung ISO 31000 yaitu “ISO31010 Risk Assessment Techniques”.
Monte Carlo Simulation adalah salah satu teknik asesmen risiko berciri kuantitatif yang diakui dalam penerapan ISO 31000 Risk Management Standard. Teknik ini secara eksplisit tercantum dalam dokumen pendukung ISO 31000 yaitu “ISO31010 Risk Assessment Techniques”.
Sumber:
Sejarah
Metode Monte Carlo
Ide pertama dicetuskan
Enrico Fermi di tahun 1930an. Pada saat itu para fisikawan di Laboratorium
Sains Los Alamos sedang memeriksa perlindungan radiasi dan jarak yang akan
neutron tempuh melalui beberapa macam material. Namun data yang didapatkan
tidak dapat membantu untuk memecahkan masalah yang ingin mereka selesaikan
karena ternyata masalah tersebut tidak bisa diselesaikan dengan penghitungan
analitis.
Lalu John von Neumann dan
Stanislaw Ulam memberikan ide untuk memecahkan masalah dengan memodelkan eksperimen
di komputer. Metode tersebut dilakukan secara untung-untungan. Takut hasil
karyanya dicontek orang, metode tersebut diberi kode nama ―Monte Carlo.
Penggunaan metode Monte Carlo membutuhkan sejumlah besar angka acak sehingga
seiring dengan berkembangnya metode ini, berkembang pula pseudorandom number
generator yang ternyata lebih efektif digunakan daripada tabel angka acak
yang terlah sebelumnya sering digunakan untuk pengambilan sampel statistik.
Penerapan
Metode untuk Menghitung π
Seperti yang telah
disebutkan di atas, metode Monte Carlo dapat diaplikasikan untuk menghitung π.
Penghitungan π dengan menerapkan metode Monte Carlo adalah sebagai berikut.
Langkah pertama, buatlah sebuah persegi dengan panjang sisi
2r. Lalu gambarlah sebuah lingkaran di dalam persegi tersebut dengan jari-jari
lingkaran sepanjang r. Gambar dapat dilihat di Gambar 1.
Untuk mempermudah
perhitungan, bagian yang akan ditinjau hanyalah satu kuadran dari sebuah
lingkaran saja. Ilustrasinya adalah seperti gambar di bawah ini. Untuk
mempermudah, bagian lingkaran kita warnai jingga sementara sisanya kita biarkan
putih.
Gambar 2
Kemudian kita bisa
membayangkan menaburkan beras di atas gambar tersebut. Kita bisa menyebut
kejadian tersebut sebagai kejadian dengan sampel acak. Karena acak itulah, kita
bisa memperkirakan perbandingan jumlah butir beras yang jatuh di daerah
berwarna jingga dengan yang jatuh di daerah putih.
Bila kita mendefinisikan x
sebagai variabel acak dari kejadian butiran beras jatuh di daerah jingga
(lingkaran) dan y sebagai variabel acak dari kejadian butiran beras
jatuh di daerah persegi (keseluruhan), sementara P(x) dan P(y) adalah
kemungkinan terjadinya kejadian tersebut, maka dapat disimpulkan hal-hal
seperti di bawah ini.
Gambar 3
Gambar 4
Misalnya radius dari
lingkaran adalah 1 satuan panjang. Untuk setiap butiran beras yang jatuh kita
bisa mendapatkan 2 angka acak. Angka-angka tersebut adalah angka a dan b
yang merupakan kordinat dari tempat jatuhnya butiran beras. Kemudian kita
bisa menghitung jarak dari titik asal (0,0) dan mengambil kesimpulan. Hasil
jarak yang kurang dari 1 berarti butiran beras jatuh di dalam daerah jingga.
Bila kita telah mendapatkan
nilai P(x) dan P(y), sesungguhnya kita bisa langsung menghitung π namun angka
yang dihasilkan tidak akan memuaskan.
Namun untuk mendapatkan
hasil π yang memuaskan ternyata dibutuhkan butiran beras dalam jumlah besar.
Untuk mempermudah, kita bisa membuat komputer menghasilkan angka-angka acak.
Bila kita melakukannya
berjuta-juta kali, kita akan mendapatkan P(x) dan P(y) yang merupakan jumlah
terjadinya kejadian x/y dibagi jumlah percobaan yang dilakukan. Setelah
mendapatkan P(x) dan P(y) (atau cukup jumlah kejadian x dan y),
kita dapat menghitung besar π dengan hasil yang memuaskan.
Bila kita melakukannya
berjuta-juta kali, kita akan mendapatkan P(x) dan P(y) yang merupakan jumlah
terjadinya kejadian x/y dibagi jumlah percobaan yang dilakukan. Setelah
mendapatkan P(x) dan P(y) (atau cukup jumlah kejadian x dan y),
kita dapat menghitung besar π dengan hasil yang memuaskan. Metode ini termasuk
kepada metode pembalikan seperti telah disebutkan sebelumnya.
Sumber:
Metode Monte Carlo merupakan dasar untuk semua algoritma
dari metode simulasi yang didasari pada pemikiran penyelesaian suatu masalah
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dengan cara memberi nilai
sebanyakbanyaknya (nilai bangkitan/Generated Random Number) untuk
mendapatkan ketelitian yang lebih tinggi. Metode ini menganut system
pemrograman yang bebas tanpa telalu banyak diikat oleh rule atau aturan
tertentu.
B. DASAR TEORI SIMULASI MONTE CARLO
1. Variabel Random
Menurut Bain dan Engelhardt (1992) Variabel random adalah
suatu fungsi yang didefinisikan pada ruang sampel 𝑆 yang
menghubungkan setiap hasil yang mungkin 𝑒 di
𝑆 dengan
suatu bilangan real, yaitu (𝑒)
= 𝑥. Jika himpunan
hasil yang mungkin dari variabel random 𝑋 merupakan
himpunan terhitung, { 1, 𝑥2,
… 𝑥n
}, atau , { 𝑥1,
𝑥2, … }, maka X disebut
variabel random diskrit
2. Distribusi Binomial
Distribusi Binomial digunakan untuk mengetahui besarnya
kemungkinan terjadinya suatu peristiwa tertentu atau banyaknya terjadi
peristiwa sukses dalam n kali percobaan (trial). Misal adalah banyaknya
kejadian sukses, 𝑝 adalah
besarnya peluang terjadinya peristiwa sukses, maka dapat dinotasikan sebagai 𝑋 ~𝐵in (
, 𝑝 )
(Bain dan Engelhardt, 1992).
3. Distribusi Normal
4. Distribusi Normal Multivariat
Distribusi normal
multivariat merupakan perluasan dari distribusi normal univariat.
5. Fungsi Lagrange
6. Uji Lilliefors untuk kenormalan
Uji Lilliefors merupakan metode untuk menguji data apakah
data berasal dari distribusi normal atau tidak. Metode ini menggunakan
statistik uji tipe Kolmogorov- Smirnov yaitu pada jarak vertikal maksimum
antara fungsi kumulatif (𝑋)
distribusi empirik sampel random 𝑋1, 𝑋2,. . . , 𝑋p dengan
fungsi kumulatif distribusi normal standar yang disebut 𝐹 (Conover,
1980).
7. Matriks
Sebuah matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari
bilangan-bilangan. Bilangan-bilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri
dalam matriks.
8. Pembangkit Bilangan Random
Dalam sistem nyata, faktor keacakan menyebabkan sesuatu tidak
sepenuhnya dapat diramalkan. Dalam metode Monte Carlo faktor kerandoman
dimasukkan ke dalam model dengan melibatkan satu atau lebih variabel random. Sebuah
metode untuk membangkitkan bilangan random dikatakan baik jika bilangan random
yang dihasilkan memenuhi sifat kerandoman, saling independen, memenuhi distribusi
statistik yang diharapkan, dan dapat direproduksi.
Metode Simulasi Monte Carlo untuk Menduga
Debit Aliran Sungai
Dalam contoh ini akan diinformasikan dan direkornendasikan
hasil simulasi debit aliran sungai dengan menggunakan Metode Simulasi Monte
Carlo. Hal pertama yang harus ditentukanldiketahui sebeiurn melakukan simulasi
dengan rnetode Simulasi Monte Carlo adalah sebaran peluang dari peubah yang
akan disimulasi. Berdasarkan kepada sebaran peluang tersebut nantinya akan
diperdeh data, yakni dengan menggunakan bilangan acak. Banyak cara dapat
digunakan untuk membangkitkan biiangan acak, misalnya dengan menggunakan dadu
(cata manual) atau program komputer (cara mekanis). Penggunaan program komputer
sangat
menunjang untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
proses simulasi (Pramudya dan Djojomartono, 1993).
Cara yang umum digunakan untuk membangkitkan bilangan acak
pada simulasi kornputer adalah dengan rnenggunakan Pseudo Random Generator, yang
telah menjadi fungsi pustaka pada bahasa pemograman komputer. Pada bahasa
BASIC, pembangkit bilangan acak dinyatalran dengan RND, sedangkan pada bahasa FORTRAN
dinyatakan dengen fungsi RAN(X) atau RANF(-1). Secara bertahap, langkah-langkah
utama yang harus dilakukan di dalam proses simulasi Monte Carlo adalah sebagai
berikut:
1. Penentuan sebaran peluang untuk peubah acak pokok dari
sistem yang dianalisis atau diiimulasi. Sebaran peluang suatu peubah dapat
dipedeh dari data historis, percobaan, atau dari suatu pilihan yang bersifat
apriori (perkiraan). Sebaran peluang yang sering digunakan pada simulasi Monte Carlo
dapat dibedakan atas dua macam, yahi: (1) sebaran tiikrit dan (2) sebaran
kontinu. Beberapa sebaran diiskrit standar yang sering digunakan adalah
sebaran: (a) Binomial. (b) Poisson, (c) Geomettik, dan (d) Hyper- Geometrik.
Selain itu, sebaran diskrit tidak standar juga dapat dinah untuk kondisi
tertentu. Sedangkan sebaran kontinu yang sering diiunakan adalah sebaran: (a)
Normal, (b) Eksponensial, (c) Gamma, (d) Erlang, dan (8) Uniform. Sebaran tidak
standar juga dapat dinakan untuk kondisi tertentu (Djojamato, 1993). Fungsi
yang menyatakan sebaran peluang di atss dikenal dengan ktilah Fungsi Kepekatan
Peluang (Probability Density Funtion - PDF). Mengubah PDF ke dalam
bentuk kurnulatifnya, sehingga diperdeh Fungsi Ditribmi Kumulatif (Cumulative
Distribution Function - CDF) dari peubah sistsm yang diiknulasi. Hal ini
akan menjarnin bahwa hanya ada satu ni!ai peubah yang bemubungan dengan satu nilai
biigan acak.
2. Mengambii satu contoh dari CDF dengan menggunakan
bilangan acak, untuk rnenentukan nilai spesifik dari peubah yang akan tiiunakan
pada ulangan simulasi.
3. Melakukan sirnulasi dengan ulangan yang cukup. Simulas i
dengan bantuan komputer dapat dilakukan dengan ulangan yang lebih banyak tanpa
ada masalah.
SISTEM SIMULASI
Data yang digunakan adalah deret data debit aliran sungai
selama 12 tahun. Data 10 tahun pertama digunakan untuk proses simulasi,
sedangkan data 2 tahun tersisa
(terakhir) digunakan
untuk validasi hasil simulasi. Berdasarkan aplikasi di lapang - pendugaan
ketersediaan air irigasi biasanya dilakukan untuk selang waktu satu minggu -
mslka simulasi dilakukan terhadap debit rata -rata mingguan. Deret data debit
rata-rata mingguan sungai Cikapundung diduga mengikuti sebaran Nmai, yang dalam
proses simulasi dihitung dengan persamaan :
Simulasi dilakukan pada buian Desember 2000 dengan
menggunakan Personal Computer (PC) dengan Bahasa Program QBASIC. Bagan alir
proses simulasi tertera pada Gambar 1. Siufasi dilakukan sebanyak 20 kali
ulangan. Dari hasil simulasi 20 kali ulangan tersebut, dihitung rata
-ratanya secara aritmetika. Nilai rata-rata tersebut merupakan nilai akhir dari
hasil simulasi, yang akan digunakan pada aplikasi di lapang. Validasi hasil
simulasi dilakukan dengan rnenggunakan rata -rata dari Persentase Kesalahan
Absolut Rata- Rata (Mean Absolute Percentage Error- MAPE) (Persamaan 2).
Jika MAPE < 25% maka hasii simulasi dapat diterima secara memuaskan, sebaliknya
jika MAPE > 25% maka has4 simulasi kurang memuaskan (Makridakii,
Wheelwright, and McGee, 1983).
Kasus Simulasi ini menyimpulkan:
Metode Simulasi Monte Carlo dapat diaplikasikan secara
memuaskan untuk menduga (mensimulasi) debit aliran sungai pada suatu waktu
(dalam ha1 ini debit rata -rata mingguan). Metode Simulasi Monte Carlo
seyogyanya dapat digunakan sebagai salah satu metode ahematif untuk
menganalisis debit aliran sungai. Untuk rnengetahui aplikasi yang lebih luas
dari Metode Simulas i Monte Carlo pada bidang hidrologi, perlu kiranya
dilakukan analisis lain terhadap kejadian hidrologi lainnya yang bersifat
stokastik, seperti curah hujan, evaporasi, evapotranspirasi, dan sebagainya
untuk dijadikan pembanding dalam pengambilan keputusan untuk tujuan kebijakan
dan perencanaan sumber daya air.
KESIMPULAN
Secara singkat, ketidakteraturan, penghasil angka acak, dan metode Monte Carlo saling berhubungan satu sama lain. Metode Monte Carlo sendiri adalah suatu metode untuk mendapatkan nilai yang paling mendekati dari yang diharapkan dengan bereksperimen dengan angka-angka acak yang dihasilkan RNG dan teori probabilitas untuk mendapatkan hasil yang paling mendekati.
Secara singkat, ketidakteraturan, penghasil angka acak, dan metode Monte Carlo saling berhubungan satu sama lain. Metode Monte Carlo sendiri adalah suatu metode untuk mendapatkan nilai yang paling mendekati dari yang diharapkan dengan bereksperimen dengan angka-angka acak yang dihasilkan RNG dan teori probabilitas untuk mendapatkan hasil yang paling mendekati.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Unknown
sngat membantu untuk kami semua khusus nya saya pribadi
thnks,,,